Dalam
kepura-puraan saya menjadi seorang Nihon-jin hingga akhir bulan ini, baru dua
malam dan saya sudah kesusahan. Ini perihal anggota tubuh yang panjang, ya kaki
saya.
Tinggi saya
standar, tapi dengan kaki yang jauh lebih panjang dari badan. Mereka bilang itu
bagus, tapi kali ini kaki saya – yang nyatanya memang saya suka – jadi
merepotkan. Masalahnya bedcover yang seharusnya jadi selimut merangkap jadi
kasur dan selimut, dan tidak cukup panjang untuk menutupi kaki saya.
Sementara
bedcover satu lagi telah diteluri oleh kutu-kutu brengsek yang ingin bertahan
hidup, dan belum saya bawa ke londri juga sampai sekarang. Oh, procrastination
always wins!
Bukannya
takut kaki saya menjadi kebas karena malam yang menusuk, tapi *ehem*
saya takut kaki saya yang tidak tertutup selimut digrepe-grepe oleh sesuatu
yang tidak bisa saya lihat; sesuatu yang tak terlihat memang menyeramkan.
Jadi lah saya
semacam udang, tidur menekuk semalaman. Bergelung di dalam selimut seperti
ebi-furai bergelung breadcrumb.
Dengan
backsound ‘Behind the Sea’ oleh Panic at the Disco, imajinasi saya sebagai
ebi-furai – yang nyatanya kalau diceburkan ke laut akan teronggok begitu saja,
tidak akan berenang (doh!) – semakin melayang-layang.
No comments:
Post a Comment